Gus Dur dan Mbah Hasyim dalam Kenangan
KAPOS - Sejumlah lukisan Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
dipamerkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad
(8/1). Pameran ini memeriahkan acara haul Gus Dur yang ke-7 di pesantren
yang didirikan Kiai Hasyim Asy'ari itu.
Ada puluhan lukisan
yang dipajang di lantai dasar gedung KH Yusuf Hasyim, area Pesantren
Tebuireng tersebut. Sejumlah tokoh seperti KH Hasyim Asy'ari, KH Yusuf
Hasyim, Gus Dur, KH Ishak Latif, dan kaligrafi serta pemandangan
terpajang dengan rapi.
Salah seorang pelukis, M Rozi
mengemukakan, pameran ini memeriahkan haul Gus Dur. Ada beragam cara
untuk menikmati karya seni ini. "Ada yang baru dapat dilihat dengan
jelas kalau jarak pandangnya minimal dua meter," kata dia sembari
menunjukkan lukisan KH Yusuf Hasyim.
Bila disaksikan dari jarak
dekat, gambar tersebut malah kurang jelas. Pameran lukisan ini
diharapkannya mampu membuat masyarakat mengenang jasa Gus Dur dan tokoh
lainnya. Gus Dur dikenang sebagai Presiden RI keempat. Dia merupakan
tokoh yang menggaungkan reformasi dan toleransi keagamaan.
Paman Gus Dur, Kiai Yusuf Hasyim, merupakan 'alim yang meraih bintang
gerilya. Almarhum berkontribusi memerangi kelompok komunis yang kerap
menyerang pesantren. Dia juga dikenang sebagai petinggi Hizbullah yang
merupakan kelompok pejuang kemerdekaan Indonesia.
Tokoh lainnya
adalah kakek Gus Dura tau ayah Kiai Yusuf Hasyim, yaitu Kiai Hasyim
Asy'ari. Masyarakat kerap memanggilnya Mbah Hasyim. Warga mengenangnya
sebagai pendiri organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama. Dia adalah tokoh
yang mempersatukan ulama untuk melawan penjajahan.
Sya'roni,
pelukis lainnya mengaku senang bisa menampilkan lukisannya. Terlebih
lagi, lukisannya dipajang dalam momentum haul. Ia berharap, hal ini
sekaligus memupuk bakat dan minat para santri. Selain pandai mengaji,
mereka juga tetap bisa berkreasi dan mendalami seni.
Dia
mengatakan, seni bukan semata-mata mengekspresikan keindahan membuat
sketsa. Lebih dari itu, seni dapat mengolah jiwa agar semakin tunduk
kepada keindahan ilahi yang tak tertandingi. Ketundukan ini akan semakin
menyadarkan siapa pun agar semakin tunduk kepada kebesaran ilahi. "Ke
depan, kami ingin ada komunitas alumni Tebuireng yang hobi melukis,"
ujarnya.
Selain dipajang, lukisan itu juga diperbolehkan untuk
dibeli. Para penikmat lukisan bisa mendapatkan lukisan itu dengan harga
yang relatif terjangkau, mulai belasan ribu hingga jutaan rupiah.
Pengurus PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, Lukman mengatakan, pameran
lukisan ini merupakan puncak acara haul Gus Dur yang sudah dilaksanakan
pekan lalu. Acara itu dihadiri ribuan warga, ataupun para santri pondok
dari berbagai daerah dan angkatan.
Mereka mengikuti acara yang
diselenggarakan di kawasan pondok tersebut dengan tertib. Gema selawatan
juga terus berkumandang saat haul berlangsung. Para hadirin membacakan
tahlil, memunajatkan doa agar para pahlawan diterima di sisi Allah.
Haul juga dihadiri sejumlah tamu undangan. Mantan Rais Syuriah PWNU
Sulawesi Selatan yang merupakan teman akrab Gus Dur selama belajar di
Universitas Al-Azhar Mesir, KH Sanusi Baco, hadir memberikan ceramah
agama.
Selain itu, juga terdapat dua teman baik Gus Dur yang
juga hadir, yaitu mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Libanon,
Abdullah Syarwani, dan cendekiawan muslim, Habib Chirzin. Mereka
menceritakan pengalaman hidupnya bersama Gus Dur.
Sumber: republika
Tidak ada komentar: