Header Ads

Pemerintah Buka Keran Impor Daging Besar-besaran, Apa Kabarnya Kapal Ternak?



KAPOS - Sudah banyak cara ditempuh pemerintah guna menekan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000/kg. Salah satunya dengan program tol laut lewat kapal ternak sapi. Lantas bagaimana program pendukung swasembada sapi lokal tersebut?

Manajer Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan PT Pelni, Akhmad Sujadi mengatakan, muatan kapal ternak KM Camara Nusantara I sejauh ini sudah lancar. Sekali berlayar, paling sedikit kapal tersebut terisi 450 ekor sapi.

"Sejak kejadian yang kapal kosong, sampai sekarang sudah terisi penuh terus sampai 500 ekor, hanya 2 kali saja isinya 450 ekor sejak kejadian kapal kosong waktu itu. Terakhir berangkat dari NTT minggu lalu," ucapnya pada Minggu (17/7/2016).

Sujadi menuturkan, sejak diresmikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) November tahun lalu itu, KM Camara Nusantara I yang memiliki bobot mati 750 DWT ini sudah bolak-balik mengangkut sapi dari NTT ke Jakarta sebanyak 14 kali.

"Sampai minggu ini sudah pelayaran yang ke-14. Bongkar muatnya di Cirebon dan Jakarta, tapi sekitar 98% sapinya diturunkan di Tanjung Priok. Sekarang setelah kontrak pembelian dibenahi tingkat keterisiannya hampir selalu penuh, pemiliknya PT Berdikari," ujarnya.

Namun demikian, meski aliran sapi dari kapal ternak sudah lancar, hal tersebut rupanya belum mampu menggoyang harga daging sapi di Jabodetabek yang masih dibanderol di atas Rp 100.000/kg.

Kapal ternak sendiri merupakan satu dari sekian upaya pemerintah membuat harga daging sapi bisa lebih rendah dari Rp 80.000/kg. Kapal ternak bertolak dari NTT ke Jakarta sekali dalam 2 minggu.

Sebagai solusi jangka pendek lainnya, pemerintah membuka keran impor besar-besaran untuk daging sapi beku, jeroan, sampai daging kerbau. Terbaru, pemerintah juga akan mengusulkan revisi UU Nomor 41 Tahun 2014 yang melarang impor sapi siap potong.(drk/drk)

Sumber: finance.detik.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.