Surat Terbuka Yusuf Muhammad Buat Amien Rais
KAPOS - Hari Raya Idul Adha baru saja terlewati. Umat muslim di seluruh
dunia, merayakannya dengan penuh riang gembira. Ada fenomena yang beda
dengan perayaan Idul Adha kali ini. Dalam beberapa hari terakhir,
publik, khususnya warga DKI Jakarta kembali diramaikan dengan materi
khutbah yang disampaikan oleh Amin Rais ketika menjadi Khatib di salah
satu masjid di Jakarta.
Tepatnya, di Masjid Rumah Sakit Islam Sukapura, Jakarta Utara. Amin Rais
mendengungkan dan menyerukan kepada jamaah yang hadir dalam masjid
tersebut, agar tidak memilih pemimpin yang “tukang gusur”.
Sontak mendapat respon dari pegiat politik muda di media sosial Yusuf Muhammad, dia mengeluarkan surat terbuka kepada pak Amien Rais, berikut tulisannya:
"Asslamu’alaikum ustadz Amien, apa kabar? Semoga masih sehat
jasmani dan rohani. Saya dengar beberapa hari lalu Anda jadi pengkhutbah
sholat Id di Masjid Rumah Sakit Islam Sukapura, Jakarta Utara. Saya
lihat foto Anda di media online sungguh mempesona penampilannya dengan
balutan kalung sorban putih yang melingkar pada leher Anda. Keren sudah
seperti ustadz.
Saya tahu Anda sebagai tokoh Muhammadiyah yang disegani dan juga
yang pernah saya kagumi. Saking kagumnya hingga saya rela jauh-jauh naik
motor pawai beserta rombongan hanya untuk sekedar mendengarkan orasi
Anda
Dahulu orasi Anda bagaikan ‘amunisi’ yang menancapkan semangat
reformasi di dalam hati. Orasi anda memberikan semangat menggelora dan
berapi-api membuat banyak orang terkesima dan ingin menemui Anda.
Namun lain dulu lain sekarang. Zaman telah berubah dan seiring berjalanya waktu kebenaran pun mencari jalanya.
Maaf dengan tegas melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan
bahwa Anda adalah tokoh paling munafik. Saya lebih kagum dengan Tokoh
lain seperti Buya Syafi’i Ma’arif. Meskipun umur beliau makin senja,
namun keilmuan dan pandangan politiknya sangat bijak, konsisten serta
dapat jadi representasi bagi masyarakat pada umumnya.
Saya ingin jelaskan beberapa alasan mengapa Anda saya sebut tokokh paling munafik.
Anda dulu bicara lantang soal reformasi hingga mengimajinasi
ribuan bahkan mungkin jutaan mahasiswa melakukan aksi turun di jalanan
mengepung gedung MPR/DPR menggulingkan Soeharto. Saat semua mengharapkan
Anda memimpin aksi itu, Anda justru tidak ikut bergabung dan seakan
memilih bersembunyi dibalik layar.
Sikap dan prilaku Anda mirip Provokator banci yang hanya bisa bersuara lantang lalu takut dan bersembunyi.
Anda menentang Jokowi dengan memperdalam berbagai isu negatif yang
muncul, seperti dikatakanya “Jokowi Presiden Boneka” dan “Jokowi Antek
Asing”. Bahkan Anda sampai berjanji akan jalan Jogja- Jakarta jika
Jokowi jadi Presiden. Jokowi pun terpilih jadi Presiden tapi Anda justru
mengingkari janji sendiri dengan berdalih jalan kaki Jogja-Jakarta cuma
guyonan politik.
Jangan salahkan kalau ada yang panggil Anda sebagai “Badut Politik”.
Kemunafikan Anda sudah jelas dan masyarakat tidak buta dengan apa
yang pernah Anda lakukan sebelumnya. Anda jadikan mimbar Masjid untuk
berpolitik dan meprovokasi menyudutkan Ahok. Harusnya Anda tahu bahwa
mimbar Masjid bukan panggung untuk berpolitik, tapi untuk mengajarkan
ilmu-ilmu keagaman yang menyejukkan.
Saya khawatir diusia yang makin senja, kondisi kejiwaan Anda jadi
bermasalah. Kebanggaan saya terhadap Anda pun perlahan mulai sirna, dan
itu disebabkan karena kemunafikan Anda yang makin menggila.
Berhentilah memprovokasi melalui mimbar Masjid. Jangan kotori rumah ibadah dengan pernyataan kotor yang keluar dari mulut Anda."
sumber : bacakabar.com
Tidak ada komentar: